Pada era yang serba digital seperti sekarang ini, untuk mendapatkan sebuah informasi maupun berita bukanlah hal yang sulit dilakukan. Ya, cukup bermodalkan sebuah gadget dan internet, kita pun bisa langsung browsing untuk mencari berita-berita terbaru. Nah, secara kebetulan juga pada kesempatan kali ini akan mengulas beberapa berita ekonomi dan bisnis terkini 2021 seperti berikut :
Berdasarkan dari pernyataan BPS (Badan Pusat Statistik), yang menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun 2021 mencapai 7,07%. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Tauhid Ahmad selaku Direktur Eksekutif Institute for Development on Economics and Dinance (INDEF), bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia disebabkan oleh fenomena low base effect.
Sangat berbeda dengan Negara lain, yang mana pertumbuhan ekonominya jauh lebih besar dalam upaya memperbaiki ekonomi meski pada momentum yang sama. Sebagai perbandingannya, ia mengambil contoh pada Negara China yang sempat tumbuh dari minus 6,8% menjadi positif 1,3%. Itu artinya, Negara China sudah lebih dulu mengalami pertumbuhan pada kuartal I-2021.
Lantas, bagaimana dengan keadaan ekonomi di Indonesia pada kuartal III nanti? Menurut Tauhid Ahmad, tantangan terberat yang dihadapi Negara Indonesia pada triwulan III adalah peningkatan virus corona varian delta.
Apalagi jika dilihat dari factor vaksinasi yang tergolong masih rendah dan efektivitas PEN. Disisi lain, pihaknya telah mengungkapkan seputar realisasi PEN sampai semester I ini yang menapai 36,1%, dimana ketiga kebutuhan utama dalam penanganan pandemic tersebut masuk ke dalam tingkat paling rendah.
Bahlil Lahadalia selaku Menteri Investasi / Kepala BPKM, telah menyadari perihal upaya pemerintah dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun 2021 yang memang jauh lebih berat. Hal itu bukan tanpa alasan, mengingat tingkat pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 7,07% secara tahunan pada kuartal II-2021.
Kondisi itu pun tidak terlepas pada saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), yang memang jauh lebih ketat dari program program pembatasan social berskala besar (PSBB). Pertumbuhan ekonomi sebesar 7,07% tersebut terjadi pada bulan April, Mei, dan Juni sebelum ada PPKM.
Bukan hanya itu, Bahlil Lahadalia juga menjelaskan bahwa tidak ada satupun referensi yang dapat dijadikan pedoman bagi Negara dalam menghadapi pandemic virus covid-19. Menyadari akan hal itu, pemerintah pun melakukan beberapa hal dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang sudah membaik di kuartal II.
Upaya tersebut berupa memaksimalkan cara pengendalian covid-19. Secara bersamaan, pemerintah juga berusaha keras untuk menjaga keseimbangan dengan ekonomi dan social. Akan tetapi, menjaga aspek kesehatan, ekonomi, dan social bukanlah perkara yang mudah.
Terlebih di masa pandemic seperti sekarang ini, yang mana kondisinya memang jauh lebih berat. Apabila diawal-awal covid-19 hanya menyebar di daerah perkotaan saja, kini sudah mulai merebak ke daerah-daerah pedesaan. Tentu saja kondisi ini harus benar-benar ditangani dengan serius.
Mengingat akan hal itu, pemerintah pun mengharapkan agar seluruh pihak bersedia bahu-membahu serta kompak guna menghadapi masalah penyebaran virus covid-19 tersebut. Bahlil Lahadalia juga menambahkan, jika sepintar apapun pemimpin Negara dan sekuat apapun kabinetnya, apabila rakyatnya tidak kompak untuk menyelesaikan masalah covid-19, maka akan sulit dicapai.
Demikianlah ulasan singkat mengenai berita ekonomi terbaru 2021, sehingga bisa kita jadikan sebagai bahan penambah wawasan.