Menjadi Narablog Bukan Hanya Kebanggaan, Tetapi Pilihan Tanpa Opsi

16 Jan 2019 - 03:50

Sejak SD saya punya cita-cita menjadi seorang programmer, profesi yang tidak seorang murid pun di kelas saya menyebutnya ketika sang guru bertanya. Sejak kecil memang saya agak berbeda dengan teman sebaya, kesukaan saya dengan dunia komputer tidak hanya karena games. Saya kagum dengan cara kerja perangkat lunak yang memberikan begitu banyak kemudahan bagi kehidupan.

Saya belajar bahasa pemrograman Java dan berhasil membuat beberapa program sederhana seperti kalkulator. Cita-cita ini terekam di album kenangan SD yang hilang entah kemana ketika pindah rumah, dari sekian banyak profil kebanyakan cita-cita mereka overlap satu sama lain alias punya banyak kesamaan. Di profil bocah ini, Izandi, tertulis dengan lugunya “Cita-cita: Programmer”.

Waktu terus berjalan, saat itu saya merasa semuanya berjalan sesuai keinginan. Fasilitas seperti komputer tersedia di rumah dan koneksi internet saat itu masih dial-up connection dari TelkomNet Instan. Setiap ayah saya pergi ke Jakarta beliau selalu menyempatkan ke toko buku Gramedia untuk membeli buku-buku komputer, beliau paham betul anak kelimanya ini suka baca buku.

Perkenalan saya dengan blog pada awalnya bukan karena keinginan menulis, tetapi lebih karena ketertarikan dengan bahasa pemrograman (lebih tepatnya markup language) HTML & CSS dan Content Management System seperti Joomla tetapi pada akhirnya jatuh cinta dengan WordPress sampai sekarang karena kemudahannya. Di saat yang sama saya menemukan sebuah buku yang isinya tentang cara mendapatkan uang dari internet melalui Google (kalau tidak salah nama penulisnya Taufik Hidayat). Dari sini kemudian saya membeli domain dan hosting, membuat blog WordPress dan mengisinya dengan tulisan ala kadarnya.

kota purwokerto

Kehidupan ini tidak selalu berjalan sesuai keinginan atau rencana. Singkat cerita karena suatu hal saya harus pergi ke sebuah kota yang berjarak 8 jam perjalanan dari kota penuh kenangan, bukan untuk bekerja apalagi kuliah, ya pindah saja karena tidak ingin lagi berada di kota asal. Pernah beberapa kali melewati kota ini tetapi tidak pernah terbersit di benak saya akan menjadi penduduknya. Di kota ini saya banyak menghabiskan waktu belajar secara autodidak tentang internet marketing, WordPress dan hal lainnya yang terkait itu semua. Blog yang saya buat sebelum pindah ke kota ini perlahan mulai memberikan pendapatan melebihi UMK salah satu kota di provinsi Jawa Tengah ini, cukup untuk hidup layak.

cita-cita yang tergantikan 8 tahun kemudian, kegiatan ini terus berlanjut. Perlahan cita-cita saya semasa SD menjadi programmer semakin pudar, bahkan sekarang sudah tidak tertarik lagi membaca buku tentang pemrograman. Saya menemukan minat baru di dunia tulis-menulis dengan media blog.

koleksi buku

Sampai saat ini sebenarnya saya masih malu menyatakan diri sebagai blogger atau bahkan penulis, apalagi ketika melihat segudang prestasi dari narablog lain yang membuat saya kagum. Saya tetap bertahan karena merasa aktivitas ini cocok dengan kepribadian introver yang saya miliki dan juga karena ini sebuah pilihan hidup tanpa opsi. Kenapa tanpa opsi? Ada 2 alasan.

  1. Dengan ijazah SMP rasanya mustahil saya bisa dapat pekerjaan untuk bisa hidup seperti sekarang ini.
  2. Kalau wirausaha resikonya terlalu besar selain itu juga tidak ada minat untuk berdagang.
pencapaian dari blog

Perjalanan di dunia blog dimulai sekitar tahun 2007, ada banyak suka dan duka selama rentang waktu hampir 1 dekade.

  • Menghidupi ibu dan 3 orang adik. Alhamdulillah sekarang 2 orang adik saya sedang melanjutkan pendidikan yang mereka sukai. Sedangkan adik saya yang pertama sudah menikah dengan seorang blogger (bukan paruh waktu, tetapi full-time seperti saya) asal Surabaya. Adik saya juga seorang blogger, cocok banget nih sama suaminya.
  • Menjadi pengisi di sebuah seminar tentang manfaat menulis. Grogi banget rasanya, bayangkan saja orang pemalu dan pendiam seperti saya disuruh bicara di depan orang banyak.
  • Menikah di usia 24 tahun. Jujur, ini lebih menegangkan daripada mengisi seminar, ketika itu saya harus meyakinkan calon mertua kalau putri bungsunya bisa hidup bahagia bersama seorang “blogger”.
  • Membuat blog dengan nama domain unik (3 karakter), blognya ini lho yang sedang kalian baca.
  • Mengelola 5 blog sebagai sumber penghasilan.
  • Belajar membuat channel YouTube dan saat ini sudah mencapai 3.000 subscriber. Ini tantangan baru untuk saya yang terbiasa diam kini harus “belajar bicara”.
  • Bekerja sama dengan banyak brand berskala nasional dari yang sering tampil di televisi sampai e-commerce unicorn.
logo klien 2_compressed Target Blog di tahun 2019
  • Bisa memenangkan paling tidak satu kompetisi blog. Selama ini saya belum pernah memenangkan kontes atau kompetisi blog.
  • Meningkatkan kualitas tulisan dan membuat blog lebih terlihat “hidup”. Kenapa? Soalnya hampir semua blog saya dipenuhi artikel sponsor dan bisa dibilang rasionya dengan tulisan sendiri sangat jauh. Lagi-lagi ini alasan kenapa saya belum merasa pantas disebut blogger, kecuali mungkin disebut blogger bayaran (menulis kalau dibayar) hehe..
  • Bergabung dan aktif di komunitas blogger. Nah untuk poin yang terakhir ini saya belum menemukan komunitas blogger yang aktif di kota saya tinggal. Hm..atau mungkin saya yang ketinggalan info.

Apakah saya bangga sebagai narablog? Oh tentu saja, tidak hanya bangga bahkan saya sangat bersyukur bisa menjadi seorang blogger. Bangga bukan berarti sombong lho ya, tetapi sebagai afirmasi kalau “profesi” ini menjanjikan, apalagi memang saya tidak punya pilihan 😀

Salam dari Blogger Purwokerto

Blogger Purwokerto Macbook Pro

Artikel Lainnya

Komentar