Review Game Stardew Valley, Mirip Harvest Moon tapi Bebas

17 Mar 2021 - 23:37

Sebenarnya game ini udah rilis lama, tahun 2016. Baru sekarang saya penasaran untuk mencobanya karena ingin main game lagi. Sejak SD saya suka main game PlayStation seperti Suikoden, Final Fantasy, Harvest Moon, dll.

Ternyata kesukaan saya main game belum hilang walaupun sekarang saya pakai laptop jadul MacBook Pro Mid 2010. Secara spesifikasi laptop ini hampir mustahil bisa memainkan game keluaran terbaru seperti Fortnite yang pernah saya mainkan dulu di PC.

Stardew Valley ternyata tidak, setelah saya lihat requirements-nya ternyata cukup untuk MBP 2010. Maklum grafisnya pixelated tanpa efek grafis yang rumit. Mirip Terraria atau Minecraft.

Akhirnya, saya yang kangen main game Harvest Moon membeli Stardew Valley dengan harga Rp115.999 melalui Steam. Untuk user Indonesia ternyata harganya lebih murah, di US harganya $14.99 atau setara Rp215.000. Steam berbaik hati untuk gamer Indonesia yang uangnya pas-pasan tapi ingin main game hehe.

Secara gameplay Stardew Valley mirip Harvest Moon. Hal ini memang diakui sendiri oleh Eric Barone yang bilang terinspirasi dari Harvest Moon. Hebatnya lagi, Stardew Valley ini dibuat sendiri oleh Eric Barone dari koding, grafis, cerita sampai musiknya.

Di Stardew Valley kita bebas memainkannya tanpa harus mengikuti alur ceritanya. Idealnya di SDV ini pemain harus memperbaiki Community Center yang terbengkalai dengan mengumpulkan item yang diminta. Setelah semua bundles lengkap nanti akan terbuka fitur dan lokasi baru seperti Minecart, Quarry, Bus Stop.

Saya justru mengambil jalan lain, saya membeli membership Jojamart seharga 5000g. Saya tidak perlu mengumpulkan item hanya untuk mendapatkan fitur Minecart atau Bus Stop. Cukup bayar saja ke Jojamart, semuanya langsung beres.

Opsi yang saya pilih ini akan mengubah Community Center menjadi gudangnya Jojamart dan ada beberapa speech dari NPC yang bilang “kehilangan” sesuatu. Saya tidak peduli, karena di game ini memang kita bebas mengambil opsi apa saja. Bahkan kita bisa melewatkan event tertentu yang diadakan setiap tahunnya di SDV.

Saya lebih suka bertarung di Mines dan menanam tanaman di Greenhouse sambil menyelesaikan beberapa quest yang membuat gamenya semakin menarik. Beberapa gameplay di Stardew Valley.

  • Farming. Mirip di HM, ada upgrade tools dan untuk pemalas seperti saya ada Sprinkler yang bisa mengairi tanaman secara otomatis.
  • Mining. Mirip di HM, cuma bedanya ada musuh yang semakin ke dasar, semakin susah dibunuh.
  • Fishing. Cara mainnya agak susah, saya jarang mancing di SDV.
  • Foraging (mengambil item di luar farm).
  • Marriage. Seperti di Harvest Moon kita bisa menikah dengan salah satu NPC yang ada di kota.
  • Multiplayer. Bisa main bareng, tapi tidak saya coba karena tidak ada temannya.

Rutinitas yang itu-itu saja terkadang membosankan, ada quest dari NPC yang bisa diselesaikan dengan berbagai macam tantangannya. Kalau saya pribadi sih lebih suka mengolah produk mentah seperti telur, susu, buah dan sayur menjadi produk baru yang harganya lebih mahal. Intinya saya suka mengumpulkan uang hahaha. Sampai saat ini saya belum bosan main Stardew Valley.

Artikel Lainnya

Komentar